Rabu, 24 Agustus 2011

Lelaki Setengah Baya

Kemarin, sehabis pulang dari buka bersama versi keluarga, yang kebetulan bukanya di luar rumah (tumben-tumbennya :D), aku di suruh ayahku melihat seorang yang agak terganggu jiwanya, yaa yang biasa kalian sebut dengan “orang gila”. Aku di suruh melihatnya tamat-tamat sekali. Dan dengan nurutnya, aku tamati dengan teliti itu “orang gila”, sebenarnya aku nggak tahu maksud ayahku itu apa.

Dan hasil dari pengamatanku itu, aku hanya melihat seorang lelaki setengah baya, dengan badan yang sangat lusuh, dan bajunyapun compang-camping. Dia hanya duduk terdiam, entah sedang memikirkan apa, atau emang di pikiran mereka tak ada satu pun barang yang terlintas. Aku tak tahu, karena sebelumnya aku tak pernah sedikitpun bertanya kepada orang gila apa yang ada di pikiran mereka, hahahhaha :D #mau mati dikejar-kejar orang gila apa -____-

Ya hanya itu yang bisa ku terangkan kepada ayahku. Dan apa reaksi selanjutnya ayahku, tak ku sangka tak ku duga, dia hanya tersenyum melihatku, ayahku kembali melihat ke arah orang gila itu. Dan melontarkan satu pertanyaan yang membuatku agak sedikit bingung, “Orang gila itu termasuk golongan apa? Fakir miskin atau orang terlantar?” WHAAAATTT?? Nggak salah denger itu.

Masih berpikir, berpikir dan terus berpikir. Bukannya orang gila itu termasuk golongan manusia yang nggak penuh aja jasmani maupun rohaninya. Dan akalnya pun tidak sehat, seharusnya lelaki separuh baya itu tak ada di sini, duduk tanpa tatapan yang tak jelas kemana. Dia seharusnya di rawat di Rumah Sakit Jiwa, untuk mengembalikan akal dan jiwanya seperti semula. Tapi adakah yang peduli akan hal itu?? Terus satu pertanyaan yang muncul, dimanakah keluarganya? Kok bisa-bisanya dia sampai disini, apakah keluarganya tidak mencarinya? Apakah dia tidak punya keluarga, anaknya atau istrinya? Ataupun saudara-saudaranya? Atau jangan-jangan dia hanya sebatang kara di dunia ini dari sejak lahir. Siapakah yang salah sih, kok dia sampai menjadi gelandangan dan mendapat predikat “orang gila”? Ya aku nggak tahu jawaban pastinya. Satu kata ketika melihat lelaki itu “so poor”

Dan kembali ke ayahku tadi, hampir lupa. Jawabannya, “orang gila” itu termasuk ke duanya. Ingatkah kalian tentang UUD 1945 pasal 34 : Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara Negara. Dan dimanakah pendataan buat pasal tersebut? Lelaki itu masih warga Negara ini dan dia mempunyai hak yang berhubungan tentang pasal tersebut, lelaki itu mempunyai hak untuk di pelihara Negara. Tapi apa buktinya, dia hanya terlantar terkatung-katung di jalanan. Tak ada orang yang peduli dengannya. Apakah di Negara ini terlalu banyak orang yang terlantar dan fakir miskinnya? Sehingga membuat para pendata itu capek untuk mendata mereka semua, atau apakah memang sebenarnya pendataan itu tidak ada dan pasal itu hanya sebagai hitam di atas putih? Nggak ada efeknya gitu? Ah tauk ah gelap :D mungkin lelaki itu juga nggak peduli mau di data apa nggak, karena ya tadi mereka mempunyai akal dan jiwa yang sedang sakit.
 
_hhanna

Minggu, 14 Agustus 2011

BEKERJA VS SEKOLAH??

Pendidikan, terdidik dan berpendidikan. Semua berhubungan tentang dunia pendidikan, tak jauh dari kata sekolah. Pentingkah itu??

Dulu, tak tau entah kapan tepatnya, aku sempat mempunyai sebuah pertanyaan yang I think now it’s so odd. Aku berpikir, apakah sih manfaatnya aku mengenyam bangku sekolah, mendapatkan pelajaran yang banyaknya minta ampun, harus berangkat pagi pulang siang untuk mendapatkan ilmu (ilmu? Atau cuma ocehan guru dan kumpulan rumus atau kata yang rumit untuk di hafalkan), mengerjakan tugas-tugas sebajibun, dan semua itu belum tentu akan masuk semua ke dalam otak. Mungkin untuk rumus-rumus yang terlalu agak sulit ku cerna, aku harus ekstra les dan latihan sampai overdosis, dan aku akan benar-benar jatuh cinta sama rumus-rumus itu :D. Dan semua itu hanya ingat sesaat dan setelah itu lupa (dasar anaknya aja yang pelupa :p).

Dan aku juga sempet menemukan jawaban untuk pertanyaan bodohku itu, manfaat sekolah ya ujung-ujungnya buat cari duit, ya kerja. Tapi apakah suatu pekerjaan menggunakan semua aspek pelajaran selama waktu duduk di bangku sekolah? I don’t think so. Mendapatkan jawaban dan mendapatkan tambahan pertanyaan seketika. Haduuuhh tobat deh, seketika menjadi friend and foe dalam satu pikiran.

Heemmm, di tambah lagi duduk di bangku perkuliahan. Nah, apa manfaatnya kita kuliah? Yaa, untuk mendalami ilmu kita yang di berikan sewaktu sekolah. Bedanya pelajarannya hanya satu aspek saja, nggak seperti waktu sekolah, yang ada sejarah lah, bahasa lah, matematikalah, fisika, dll. Jadi kenapa nggak sekalian aja mendalami bidang yang kita suka dari sejak awal, kenapa harus melewati SMP, SMA?? Kalau yang satu ini aku belum menemukan jawaban untuk pertanyaanku sendiri.

Tapi yang ku tahu pasti semuanya itu bermanfaat bagi kita, entah ada ngaruhnya apa nggak, yang penting kita sudah merasaakan mendapat berbagai macam pelajaran, hahhaha. Dan ujung-ujungnya ya itu, kita nyari kerjaan. Tapi menjaminkah, kita mendapat suatu pekerjaan dengan ilmu yang sudah kita kantongi?? Aku menjawab tidak, karena persaingan untuk mendapatkan suatu pekerjaan itu bukan hanya 1 atau 2 orang saja. Kita lihat, orang satu jurusan sama kita, tujuannya juga untuk mendapat pekerjaan juga kan, belum lagi satu fakultas dan satu universitas. Universitasnya nggak cuma satu, tapi banyak. Itu semua adalah pesaing kita dalam mencari pekerjaan. Padahal lapangan pekerjaan yang tersedia cukup minim sekali. Jadi terbukti, sekarang lulusan sarjana saja belum tentu mendapatkan pekarjaan. Dan belum lagi, kita mempelajari bidang apa, dan akan bekerja di bidang itu. Ini yang banyak kejadian di masyarakat sekarang.

Aku mempunyai beberapa teman, mereka hanya lulusan SMKejuruan, tapi mereka sudah bekerja dengan gaji yang lumayan, dengan angka 0 di belakang berjumlah enam. Mereka bekerja nggak asal bekerja, tapi pada sebuah perusahaan yang sudah terjamin. Padahal mereka, tidak mengenyam bangku perkuliahan. Jadi apakah bangku perkuliahan untuk anak-anak jebolan dari SMA, yang tidak mempunyai keterampilan dan wawasan dalam dunia pekerjaan? Tapi aku sempat mendengar bahwa suatu syarat lamaran pekerjaan salah satunya minim harus sarjana. Dan ada kata-kata yang berbunyi “mau jadi apa kamu, kalau cuma lulusan SMA?” Jadi apa dan bagian mana yang salah atas pemikiranku yang agak sedikit bundet ini.

Sebernya dari lubuk paling dalam, aku lebih sreg bekerja, karena aku selalu di remehin oleh ayahku, katanya apa bisa aku masuk dalam dunia pekerjaan dengan sifatku yang masih manja, nggak bisa mandiri, yang terlalu pasif dan yang paling parah mudah bosen. Kepingin banget buktiin ke ayahku, kalau aku juga bisa bekerja. Tapi mau kerja apa, kalau aku masih sekolah gini, aku pengen merasakaan pengalaman untuk bekerja, tapi tak mendapatkan restu, kata ayahku “mumpung Ayah masih sanggup biayai kamu sekolah, kamu nggak boleh bekerja, kamu harus sekolah, sekolah dan sekolah.” Gondok banget nggak sih boo, kalau di suruh sekolah mulu, kan bosan tauk :D. I wanna be an entrepreneur, but my mom want me to be a teacher, I think a teacher is not bad. Oke, mulai dari sekarang, akan memfokuskan untuk belajar menjadi seorang guru, di tambah dengan bidang yang aku ambil “bahasa Inggris”. Fokus, fokus, fokus!

Bekerja mendapat gaji? Atau sekolah yang tinggi untuk bekerja? Tapi kalau melihat situasi sekarang kebanyakan orang lebih memilih bekerja, karena belum tentu kuliah mahal-mahal jadi sarjana bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi ngomong-ngomong soal pendidikan kan juga penting untuk kita. Ya nggak sih? Jadi yang mana yang lebih penting, Bekerja atau sekolahkah? SO CONFUSED -______-, but I think, ke duanya harus bisa saling melengkapi, sebagai pekerja yang berpendidikan dan berpendidikan yang bisa bekerja. Dan yang pasti ilmu yang kita dapat dalam dunia sekolah harus ditambah dengan keterampilan-keterampilan yang lain.

Rabu, 10 Agustus 2011

Pacaran yang beredar dalam jejaring sosial

Sempet empet deh liat remaja-remaja pada pacaran via jejaring sosial. Emang sih nggak bermasalah-masalah amat, tapi apakah mereka tidak ada kata “pekewuh”, kan itu di jejaring sosial. Nggak privasi lagi, bisa di liat dan di baca banyak orang. Yaa, itu sih memang hak mereka. Tapi yaa jangan di via yang telalu terbuka untuk berjuta-juta pasang mata? Memang fungsi SMS dan telepon kurang yaa? Sampe di jejaring sosial ajang pamer kemesraan gitu.

Kalau pas lagi akur, ya gitu sayang-sayangan di antar status, itu sih masih mending di banding kalau musuhan atau pas berantem, ya itu perang status dan saling menjelek-jelekan satu sama lain. Tapi meraka nggak sadar apa, kalau yang baca bukan hanya meraka tapi semua teman mereka bisa melihat, itu malah menambah nilai minus buat mereka sendiri. Malu-maluin tauk, itu kan hal yang privasi, ya mbok di selesain secara privasi juga, nggak si cowok nggak si ceweknya, sama aja. Apakah dengan cara pamer kemesraan dan keberanteman itu bisa membuat langsung jadi eksis gitu. Pengen eksis dengan cara kaya gitu? Ampun deh :D dasar deh anak remaja sekarang. Bukannya sirik sih, tapi yaa cuma agak kurang nyaman, ya mbok jejaring sosial itu di gunakan ala kadarnya, yang wajar-wajar aja meskipun itu hanya jejaring sosial.

Jadi inget dulu, waktu yaa aku masih seperti itu, mencurahkan segala cerita via jejaring sosial, entah sad, happy or angry :D. bahkan, memamerkan foto kemesraan berdua, hahaha. And my big sister said to me, “kamu nggak malu apa pamer foto kaya gitu, berdua lagi, kan itu juga masih berstatus pacar, coba deh kalau udah putus pasti di hapus semua fotonya.” Dan ternyata benar, aku menghapus semua itu foto setelah putus.

Jadi lebih baik untuk para pasangan, kalian harus menjaga privasi kalian, jangan sampai di umbar via jejaring sosial. Entah niatnya mau pamer atau tidak sama saja itu privasi kalian bukan konsumsi untuk publik :D

Selasa, 09 Agustus 2011

No Coment!


 


Nggak tau kenapa, tiap liat ini klip bawaannya speechless, antara percaya nggak percaya sama subtitle itu, hhahaha :D ASPAL, asli atau palsukah sub tittlenya, I don't know.

Lucu-lucu gimana yaa rasanya, cobain sendiri liat itu clip. Mau ketawa karena lucu, tapi kok rasanya yaa anehh -____-. Tapi kalau emang itu subtitle nya asli, ku acungi jempol deh buat girlband ini, salut aja. Tapi kalau subtitle nya palsu, ku acungi jempol buat yang bikin subtitle nya, hahahaha :D, kreatip bener yang buat.

Terlalu berlebihan menonton serial TV berefek samping

Ternyata menonton serial TV yang melebihi dosis sambil berkhayal bisa mengakibatkan efek samping. Sadar nggak sadar, ke bawa sampai kehidupan sehari-hari. Nggak percaya? Ada kok contoh buktinya. Misal anak kecil deh, kalau menonton serial kartun kesukaannya, tingkah lakunya akan seperti tokoh serial kartun idola itu. Contoh realnya, my little brother, usianya sekitar 5tahunan, dia sangat suka menonton serial kartun “ben10” aku tak tau kartunnya seperti apa itu. Setiap bermain sama aku, dia selalu bertingkah seperti tokoh idolanya itu, yang bisa hilanglah yang bisa terbanglah, yang atau bla bla bla lah, dan pekerjaan terkonyol yang pernah dilakukan Mamaku untuk my little brother itu muter-muter seluruh toko untuk mencari jam seperti yang di pakai oleh tokoh di “ben10”, tuingtuing. Tapi hasilnya nihil, dan yang menemukan jam atau gelang apalah itu adalah Ayahku. #prokprokprok yeeeeee.

Itu contoh yang masih wajar, yaa dilihat dari umur yang masih segitu emang waktunya dunia imajinasi mereka berjalan. Dan ada lagi contoh untuk umur yang sudah tidak wajar semestinya berimajinasi karena pengaruh serial TV, yaa ada salah satu temanku #disamarkannamanya :D

Sebenarnya aku juga masih bingung, apa sih yang bisa membikin segitu mempengaruhi imajinasinya hanya gara-gara serial TV (not sinetron) but just k-dram. Padahal aku juga penikmat drama korea tapi nggak sampai over sekali. Pernah sekali, bener-bener aku suka sekali sebuah drama, yang sampai cari filmnya dan hunting gambar-gambarnya di google. Tapi yaa just save in folder in my laptop.

Tapi tidak untuk temenku satu ini, sampai mengganti ProPict in her facebook dengan foto serial k-drama yang dia idolakan. Dan sempat membuat mataku shock when I read her status that too over, I think. Cause, her status about yang dilakukan idolanya juga dilakukannya, tapi dia menulis untuk status dengan tulisan yaaa yang over gituu dehh. Dan yang lebih agak ngeeekk dia berimajinasi atau mengkhayalkan kalau cowok impiannya seperti cowok idola di serial drama yang dia lihat. Kok bisa gitu yaaa, heraann deh :/. Kesambet setan apa itu coba.

Itulah 2 contoh real yang bisa ku tuliskan, meskipun contoh ke dua agak menggosip atau agak mengurusi privasi temenku sih #dasartukanggosip. Tapi itu contoh real, hahahahaha. Jadi berhati-hatilah para pecinta dan penikmat serial TV or film, kalau kalian terlalu berkhayal tentang sebuah film dengan menghadirkan di dunia nyatamu, itu akan sangat kelihatan aneh sekali untuk sekelilingmu, hahahaha :D Mama said to me, “Lihat drama jangan terlalu histeris gitu, ntar bisa kebawa di kelakuanmu, dan itu bisa membuat kamu sedikit sinting.”And Me, “ ehhhhmmm :/ . . . .”

Selasa, 02 Agustus 2011

Pantai, Ombak, Bukit so AWESOME

Kemarin tepat satu hari sebelum puasa, kita sekeluarga berwisata bersama, bukannya untuk "padusan", tapi untuk bergembira ria. Tujuannya sih belum di tentuin, tapi tak apalah, yang penting berangkat dulu, tujuan bisa di pikir sambil jalan -kata si Mama sih gitu. Siaaappp!

Eh ternyata, tujuannya pun ke pantai, PANTAI KRAKAL, traaraa. Pertama kalinya aku ke pantai krakal. Sebelum sampai tujuan, ternyata jalannya seperti ular naga yang berputar-putar, alhasil, ini perut jadi tidak bersahabat deh, mau merem malah pusing, duduk tambah stomachshake -____- sampai sampai di ledekin -NDESOOO- di tambah belum sarapan, untuk sampai tempat tujuan aku mengahabiskan 4 bugkus permen, dan 2 buah jeruk.

Untung penderitaan itu tak berlangsung lama, sampailah di pantai krakal, suasananya nggak rame sih, mengingat hari "padusan", tapi panasnyaa, ampun DJ sih, hhahaha. Turun dari mobil, langsung tujuan pertama yaitu TOILET, dan setelah itu mengisi perut. Makan pun tak jenak, karena rambutku bersaing dengan makanan untuk lebih dulu siapa yang masuk mulut, gara-gara angin lautnya cukup kenceng juga sih.

ini nih buktinya
 
Setelah acara ngisi perut, yaitu poto-potonya tak ketinggalan, berpose ria #ayeeee. Ini nih bagian yang sangat menyenangkan.
panas-panas tetep pose :D
tetep berpaparazi
 
Tapi satu yang aku takutin dari laut, yaitu OMBAK, nggak tau kenapa takut sama ombak, tapi cuma seneng liatnya dari kejauhan, hahaha lagi lagi orang ndesoo deh :D. Karena ombak datengnya bergulung-gulung, ya iyalah, masak berguling-guling.

efek takut ombak, lariiiiiiii
 
Ternyata lomba lari di atas pasir, lebih berat lomba lari di atas aspal. Beraaaaaattttnya sungguh-sungguh bener deh, hahahahaha.
satu dua satu dua, lari lari lari :D
 
Sehabis dari pantai krakal, di lanjutkan segera ke PANTAI BARON. Dan WOOOOWW kayanya semua orang Indonesia sedang berada di pantai ini deh, rameeeenya, ampun mama :D, dan tak sabar di pantai ini untuk "ciblon" istilah ndesonya sih "bermain air". Ganti celana, baju tetap, pake handbody dan siap terjun. Eiiitt, sebelum sampai pantainya, kok udah ada sungai kecil duluan. Sungai air laut, mau nggak mau untuk sampai di ujung pantainya, harus naik perahu dulu, dan per orang bayarnya 2ribu/orang. Asyik juga sih, hahaha. Dan siap-siap, air laut, I'm coming :D


bintang, aku, dheg gendhis
 
Sebenarnya sih, aku nggak mau duduk di air, karena ya tetep takut ombak, aku cuma berdiri sama Mama, dan akhirnya di geret juga sama adik2ku ini, Bintang dan Gendhis, alhasil duduk deh, sambil maenan pasir, Mama yang jadi tukang potonya :D dan tetep ketika ada ombak aku pengennya lariiii dan kaburrr, tapi gara-gara di pegangin 2orang ini, aku tetep duduk di tempat deh -___-

usaha megangin supaya nggak kaburrrr :p
 
Setelah puas, bermain-main di air, pulanglah kita. Tapi tak lupa ketinggalan untuk mampir sejanak di "BUKIT BINTANG" itu nama sebuah tempat dengan pemandangan yang sangat indah, nggak percaya? Ini nih buktinya, cekidot

ekspresi orang kecapean :D
 
 kalo malam berhiaskan lampu-lampu, so sweet

 kalo siang, berhiaskan warna hijau nan indah
 
Cukup capeklah wisata sehari penuh, dan tanpa di ketahui, hasil dari wisata itu, kulitku jadi merah-merah seperti kepiting rebus, gatel dan rasanya perih perih. Ini gara-gara lupa make sunblock ketika di pantai, alhasil kulitku terbakar abis dan sehari kemudian kulitku beneran jadi item :D. Tak apalah kulit hitam yang penting eksotik :D #tertawaterbahakbahak
PANTAI, OMBAK, BUKIT are So AWESOME :*