Sabtu, 29 Desember 2012

Lirik Lagu BCL - Cinta Sejati



Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesunyian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Minggu, 16 Desember 2012

HiVi - Orang keTiga

Saat berjumpa dan kau menyapa
Indah parasmu hangatkan suasana
Buatku tak percaya, mimpi indahku jadi nyata

Saat sendiri jalani hari
Bayang-bayangmu selalu menghampiri
Dan aku pun mengerti apa maunya hati ini
 
Namun tiba-tiba kau ada yang punya
Hati ini terluka
Sungguh ku kecewa, ingin ku berkata
 
Kasih maaf bila aku jatuh cinta
Maaf bila saja ku suka
Saat kau ada yang punya
 
Haruskah ku pendam rasa ini saja
Ataukah ku teruskan saja
Hingga kau meninggalkannya dan kita bersama
 
Namun tiba-tiba kau ada yang punya
Hati ini terluka (terluka)
Sungguh ku kecewa (sungguh ku kecewa) ingin ku berkata
 
Kasih maaf bila aku jatuh cinta
Maaf bila saja ku suka
Saat kau ada yang punya
 
Haruskah ku pendam rasa ini saja
Ataukah ku teruskan saja
Hingga kau meninggalkannya dan kita bersama
 
Akankah ada kesempatan untuk diriku menyatakan
Rasa yang selama ini ada
 
Kasih maaf bila aku jatuh cinta (maaf bila kau jatuh cinta)
Maaf bila saja ku suka (maaf bila saja kau suka)
Saat kau ada yang punya
 
Haruskah ku pendam rasa ini saja
Ataukah ku teruskan saja
Hingga kau meninggalkannya dan kita bersama
 
Kasih maaf bila aku jatuh cinta
Maaf bila saja ku suka
Saat kau ada yang punya
 
Haruskah ku pendam rasa ini saja
Ataukah ku teruskan saja
Hingga kau meninggalkannya dan kita bersama

Jumat, 07 Desember 2012

Musikalisasi Puisi - Mengais Masa Lalu

Musikalisasi puisi, seperti halnya deklamasi atau pembacaan puisi, rampak puisi, dan dramatisasi puisi, adalah salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan puisi kepada audien.

Musikalisasi puisi dapat diartikan melagukan sebuah puisi atau membaca puisi dengan diiringi musik. Yang diperhatikan dalam musikalisasi puisi adalah makna, suasana, dan irama puisi. Berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan agar dapat memusikalisasi puisi secara baik.
  1. Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
  2. Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan.
  3. Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun.
  4. Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi.
  5. Menentukan notasi nada yang akan digunakan

Mengais Masa Lalu - Dwitasari :)

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan

Dalam kenangan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan

Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?

Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu

Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?

Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan

Nyatanya derai air mataku
Hanya disebabkan olehmu

Ajari aku caranya melupakan
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata

Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka


Kamis, 06 Desember 2012

Cara yang Sama

"Kadang-kadang ku pikir dia menyukaiku. Kau tahu, ada saatnya ketika dia menatapku, tersenyum padaku, atau ketika dia berbicara kepadaku, kupikir dia menyukaiku. Tapi kemudian aku sadar bahwa dia juga menatap, tersenyum, dan berbicara kepada orang lain seperti itu. Jadi, yaaah aku tidak tahu apakah dia mencintaiku atau tidak." kata seorang laki-laki kepada Ibunya.

"Apakah dia hanya mempermainkanmu?" tanya sang Ibu kepada putranya.

"Ku pikir tidak. Tapi, ah aku tidak tahu bu." menghela nafas.

                                                                         * * *

Sang Ibu diam-diam memperhatikan kedua putranya yang sedang asyik bercengkrama dengan seorang gadis. Putra bungsunya jelas-jelas menyukai gadis itu. Tapi putra sulungnya. . . Ah tidak bisa ditebak sama sekali.

Putra bungsunya yang selalu melibatkan gadis itu dalam pembicaraan. Dia yang lebih terlihat akrab dengan gadis itu, tetapi tunggu dulu, putra sulungnyalah yang lebih mengenal si gadis itu. Tadi kalau tidak salah, gadis itu bukannya teman putra bungsunya. Tapi anehnya putra sulungnyalah yang lebih terlihat lebih mengerti dan mengenal dengan kebiasaan gadis itu. Aneh tetapi menarik. Tapi bagaimana dengan gadis itu sendiri? Siapa yang lebih disukainya?

Gadis itu memperlakukan putranya dengan cara yang sama. Sepertinya dia tidak memiliki ketertarikan khusus kepada kedua putarnya. Gadis itu menatap mereka dengan cara yang sama, berbicara dengan mereka dengan cara yang sama, dan tersenyum kepada mereka dengan cara yang sama.

Apakah gadis itu tidak tertarik kepada salah satu putranya. Atau hal yang lebih buruk lagi, apakah gadis itu hanya mempermainkan kedua putranya? Tidak, tidak mungkin. Sikapnya tidak seperti sikap wanita yang suka mempermainkan dua pria sekaligus. Nalurinya mengatakan bahwa gadis itu tidak sedang mempermainkan kedua putranya. Mungkin dia memang tidak tertarik pada mereka berdua.

Anak-anakku yang malang, desahnya dalam hati.



Modified from "Sunshine Becomes You."