Senin, 27 Januari 2014

APA ADANYA

Kembali lagi timeline seru karna ngebahas tentang CINTA. Hehehe ini topik yaaa, never ending hot nyaaaa ^^
Kamis malam kemarin saya membahas tentang APA ADANYA bersama pasangan via akun @TweetNikah. Aseli ruamee! Semuanya berawal dari prinsip, “Terima aku Apa Adanya..” 
Ada yang setuju, ada yang tidak.. Jawabannya beragam. Akhirnya saya bahas menurut ilmu yang sudah saya dapat dari pakar pernikahan. Indra @noveldy dan tentu berdasarkan pengalaman sendiri.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Banyak gak di antara kita yang punya beragam janji manis sebelum menikah?
Kamu gak bisa masak gak apa-apa, aku terima kamu apa adanya…
Kamu gak bisa nyetir gak apa-apa, aku terima kamu apa adanya..
Kamu sering kerja sampai malam gak apa-apa, aku terima kamu apa adanya..
Kamu pelupa, aku terima kamu apa adanya…

Dan pemakluman lainnya yang terasa indah ketika belum menjalani pernikahan kayak apa sebenarnya.
Sebulan, dua bulan, tiga bulan, satu tahun… Mungkin akan tahan dan tetap berprinsip, “Aku terima kamu apa adanya…”
Seumur hidup??? Ya kelessss… Ya kali deh.
That’s quotes is bullshit, fellas!
Ternyata jiwa dan pikir kita gak akan segitunya tahan sama kekurangan pasangan. Pasti ada rasa kecewa, ah manusiawi sekali itu mah. Pada dasarnya setiap manusia selalu ingin dikelilingi oleh kesempurnaan versi dia. Hingga akhirnya ada bisik jiwa yang protes dengan keadaan yang ada.
Kita nikah sama pasangan seumur hidup, bro… Hanya bercinta dengan kelebihannya saja juga tidak wajar adanya. Daaaaan mencintai kekurangan dengan hanya menerima apa adanya juga bukan pilihan yang bijak.
Pernikahan adalah perjalanan kita dengan pasangan menuju kesempurnaan. Jadi yaaa jangan ngarep terima apa adanya bakal jadi prinsip sampai tua. Gak akan tahan.
Justru dengan menikah kita akan masuk dalam proses menjadi sempurna. Yang biasanya gak pernah masak jadi suka masak. Yang biasanya males gerak, jadi banyak karyanya. Dan hal lain yang membuat kita belum bisa melakukan jadi terbiasa.
Butuh proses yang luaaaamaaaa untuk menumbuhkan kebiasaan baru dalam diri kita. Berterima kasihlah pada pasangan yang selalu sabar menunggu proses itu membuahkan hasil.
Nah, kalau urusan mengubah sikap pasangan emang jangan diharapkan secara berlebihan. Udah fokus aja sama apa yang bisa kita lakukan.
Saya itu gak biasa masak sebenernya. Bisa tapi gak biasa. Jadi refleks untuk masaknya yaaa lemot aja. Awal nikah sih gak gitu kerasa. Tapi lama-lama yaa ganggu juga kalau saya gak punya jiwa masak. Masa seumur hidup harus makan di luar? Harus beli dari luar? I don’t think so.. Jadi yaaa saya juga sekuat tenaga untuk belajar membiasakan diri punya refleks nyiapin masakan. Susah banget loh itu ternyata. Sampe bikin penyesalan sendiri, kenapa gak dari duluuuu dibiasainnya.
Tapi yasudahlah.. Alhamdulillah kan abis nikah jadi tau, ngerti, dan paham kalau bisa masak dan jadi kebiasaan itu harus. Apalagi kalau udah punya anak. Gak mungkin jajan terus di luar.
Itu salahsatu contoh tentang terima aku apa adanya yang tidak bisa bertahan sepanjang usia pernikahan.

Ada yang harus diperbaiki dalam diri kita. Karena itu memang fungsinya pernikahan. Menjadikan kita sempurna dengan proses yang terjadi di dalamnya ^^

source : http://achiisurachii.wordpress.com/2013/12/08/apa-adanya/

Sabtu, 25 Januari 2014

Surat untuk Ibu Negara

Surat terbuka kepada ibu negara yang berjudul “Instagram untuk Ani Yudhoyono dari Vita Sinaga-Hutagalung Korban Sinabung”, pada awalnya di-posting pada layanan situs Kompasiana dengan link : http://politik.kompasiana.com/2014/01/19/instagram-untuk-ani-yudhoyono-dari-vita-sinaga-hutagalung-korban-sinabung-628903.html .

Namun artikel yang ditulis oleh akun Ninoy N Karundeng (terverfikasi) itu tiba-tiba dihapus oleh pihak Kompasiana.
Berikut isi Surat Tersebut:
Instagram untuk Ani Yudhoyono dari Vita Sinaga-Hutagalung Korban Sinabung
Yth. Ibu Ani Yudhoyono, nama sahaya Vita Sinaga-Hutagalung, satu dari puluhan ribu korban letusan Gunung Sinabung yang letaknya di Sumatera, bukan di Jogjakarta atau Magelang. Sahaya ingin sekali menuliskan dan melukiskan Sinabung lewat jepreten tustel seperti Ibu Ani lewat telegram, eh, Instagram. Atau melukiskan keindahan derita Sinabung dengan mengabadikan jepretan kamera dan menampilkan di Instagram. Namun, apa daya. Kami para pengungsi tak memiliki apa-apa lagi.
Ibu Ani yang cantik jelita bulat mukanya, surat ini sahaya tuliskan menjelang kedatangan Bapak Susilo Bambang Yudhonono – suami dan presiden Ibu Ani ke Tanah Karo. Sahaya dengar dan yakin Ibu Ani sangat berperan menentukan kebijakan negara Indonesia, sama halnya para koruptor yang selalu disetujui dan didukung oleh para isteri mereka. Sahaya dengar dari wartawan yang selalu datang ke mari selama enam bulan ini, bahwa Ibu Ani aktif sekali di dunia maya ya Ibu Ani. Kata para wartawan Ibu Ani hobby sekali main Instagram, Twitter dan Facebook.
Ibu Ani yang cantik bulat menarik hati, katanya Ibu bahkan senang sekali mengabadikan apapun. Bahkan bisa juga Ibu Ani ribet mengurus Instagram dan main tustel. Itu adalah aktivitas sangat positif sebagai Ibu Negara. Aktivitas Ibu Ani bermanfaat untuk bangsa dan negara Indonesia. Di situlah kedekatan rakyat sampah jelata dengan para pejabat dan istri pejabat tinggi yang menjulang ke langit ketujuh dapat terjembatani.
Ibu Ani, dengan aktivitas Ibu Ani di Istagram, maka kami sebagai korban Gunung Berapi Sinabung telah tertolong. Dengan melihat kebahagiaan Ibu Ani, Anissa Pohan – yang menjuluki Ibu Ani sebagai mertua terbaik di dunia dan akhirat, cucu-cucu yang cantik dan gagah menarik, Ibas yang berenang dengan baju mau menyelam padahal di kolam renang dangkal, lalu ke pantai dengan memakai batik resmi, itu pertunjukan yang mampu memberikan kebahagiaan buat kami.
Ibu Ani, kami para pengungsi tak membutuhkan apapun selain gambar-gambar di Instagram. Kami tak butuh tanah pertanian yang telah rusak untuk direhabilitasi. Kami tak butuh makanan. Kami tak butuh obat-obatan. Kami tak butuh selimut. Kami tak butuh pembalut wanita. Kami tak butuh pakaian. Kami tak butuh tempat tinggal karena tempat tinggal kami ya di 59 tempat pengungsian selama enam bulan ini. Kami pun tak butuh apa-apa selain melihat dan menonton foto-foto kebahagiaan Ibu Ani sekeluarga melalui Instagram. Instagram Ibu Ani adalah kebahagiaan kami.
Ibu Ani yang cantik jelita dengan muka bulat sempurna. Dari muka Ibu kami tahu Ibu adalah orang paling baik di Bumi, Langit dan Surga nanti. Untuk itu, kami sebagai warga negara merasa puas dan senang berbagi melihat kebahagiaan keluarga Ibu Ani. Sementara di pengungsian ini, kami selama enam bulan, merasakan kurang makan, kurang tidur, kurang nyaman dan kurang kebahagiaan – namun sekali lagi, melihat kebahagiaan keluarga Presiden RI, kami sudah kenyang dan berbahagia. Sudah selayaknya sahaya dan rakyat melayani pejabat dan orang besar serta penguasa. Maka, biarkanlah kami di Tanah Karo dan Sinabung menikmati pengorbanan sebagai hamba kepada penguasa.
Ibu Ani yang terhormat, bolehlah sahaya pesankan kepada Ibu agar memberi tahu Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhyono, suami Ibu yang besar badannya itu, untuk (1) jangan menetapkan bencana Sinabung sebagai bencana nasional, agar kami tak mendapatkan bantuan berskala nasional, (2) jangan kami diberi bantuan apapun karena kami bangsa Indonesia dan Batak akan pergi ke saudara-saudara kami untuk mencari kehidupan – itu yang banyak diperhatikan bahwa bangsa Batak memiliki kekuatan sendiri, (3) biarkan kami tetap di pengungsiaan selama-lamanya, (4) jangan Ibu Ani hentikan kegiatan main tustel, kamera standard professional seharga Rp 250 juta, untuk menampilkan foto-foto Ibu Ani, Annisa Pohan – anak koruptor bernama Aulia Pohan – dan juga cucu-cucu dan anak-anak tercinta, karena foto-foto Instagram Ibu Ani adalah kebahagiaan bagi kami semua: warga pengungsi yang tak memiliki apa-apa selain air mata.
Ibu Ani yang terhormat, demikian surat Instagram kami. Karena kami tak tahu Istagram itu apa maka mohon maaf yang sahaya tahu adalah telegram di kampung kami dulu. Sahaya pikir dengan menulis Instagram ini, yakni istagram tanpa foto karena tak memiliki tustel, maka pesan yang sahaya sampaikan rasanya sampai. Kami warga korban gunung berapi hanya membutuhkan gambar-gambar yang indah hasil jepretan Ibu Ani di Instagram. Kami di pengungisan sudah puas dan bahagia meskipun kami sakit, kurang makan, kurang pakain, tak memiliki tempat bekerja karena pertanian kami hancur, anak-anak mahasiswa kami sebanyak 25,000 terancam tak bisa bayar uang kuliah dan makan, namun itu semua tak penting. Yang penting kami menonton foto-foto Instagram Ibu Ani sekeluarga yang berbahagia. Itulah rentetan nestapa duka derita sengsara kami selama enam bulan letusan Gunung Sinabung paling dalam yang Ibu tak pernah pikirkan – sama dengan suamimu dan para menteri yang sibuk nyaleg lagi.
Salam bahagia ala saya Ibu Ani Yudhoyono yang cantik jelita bulat sempurna.

source: http://whatanews.net/surat-terbuka-korban-sinabung-kepada-ibu-negara-yang-dihapus-oleh-kompasiana/

Selasa, 14 Januari 2014

Jawaban Polos nan Lucu Khas Anak-Anak

1. Menemukan "x"

Dalam pelajaran pythagoras , biasanya kita diminta mencari panjang salah satu sisi segitiga. Diibaratkan sebagai 'x' dan meminta anak-anak menghitung berapa jumlahnya.
Lucunya anak yang satu ini dengan polosnya melingkari dan menunjuk huruf x di salah satu sisi. Menganggap bahwa inilah jawaban yang benar menurutnya. Well, memang tidak salah juga kan.

2. Tak terhingga
Dicontohkan dalam salah satu pertanyaan yang akan diajukan, bahwa ternyata memang jumlah akhirnya tak terhingga, dilambangkan dengan karakter yang mirip dengan angka 8 yang sedang tidur.
Dan karena sudah diberi contoh demikian, di jawaban pertanyaan selanjutnya, angka 5 dibuat tidur. Apakah jawaban ini salah? Tentu saja, tetapi logika si anak ini cukup diacungi jempol.

3. Menjabarkan
Menjabarkan variabel bukanlah salah satu pelajaran yang menyenangkan, dan inilah yang dilakukan seorang anak bernama Peter saat menjabarkan variabel.
Yeap, ia membuat setiap variabelnya semakin jauh jaraknya.

4. Mengubah
Ketika menjawab pertanyaan, anak-anak punya berbagai logika dan solusi terhadap pertanyaan tersebut. Seperti ini salah satu contohnya, di mana seorang anak diminta mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengubah centimeter ke meter.
Sederhana, si anak menjawab dengan "coret saja kata centinya"

Cerdas, nak! 

5. Letaknya di bawah
Saat diminta untuk memberi tanda tangan, tentunya Anda akan memberi tanda tangan sebuah dokumen di bagian bawah. Di mana di sana ada jabatan dan nama terang. Dan hal itu ternyata menjadi sesuatu yang dihafalkan oleh anak-anak.
Ketika ditanya di mana dokumen deklarasi kemerdekaan Amerika ditanda tangani, ia tidak menyebutkan kota atau gedung apapun. Ia menjawabnya dengan polos, "tanda tangannya terletak di bawah"

6. Cicin romantis
Anak-anak juga pengamat yang cerdas soal hubungan pria dan wanita. Dan tentunya hal ini tidak boleh diremehkan begitu saja.
Saat ada pertanyaan soal cincin planet Saturnus, anak-anak membayangkan cincin yang sama seperti yang dipakai orang tuanya, sebagai tanda cinta.
Jadi tidak salah kalau seorang anak menjawab cincin Saturnus sebagai bukti tanda cinta Tuhan pencipta alam semesta.

7. Atau
Seorang guru memang hendaknya lebih cerdas daripada muridnya ketika mengajarkan atau membuat suatu pertanyaan. Dan hendaknya guru juga bisa menghargai logika jawaban murid-muridnya atas pertanyaan yang ia berikan.
Seperti salah satu jawaban unik ini, di mana seorang guru meminta anak menuliskan lebih besar atau lebih kecil, dan ternyata malah si anak menuliskan or/ atau di tengah-tengahnya, tepat seperti contoh.





Lirik Lagu NO DOUBT - Don't Speak



You and me
We used to be together
Every day together always
I really feel
I'm losing my best friend
I can't believe
This could be the end
It looks as though you're letting go
And if it's real,
Well I don't want to know

CHORUS:
Don't speak
I know just what you're saying
So please stop explaining
Don't tell me 'cause it hurts
Don't speak
I know what you're thinking
I don't need your reasons
Don't tell me 'cause it hurts
Our memories
They can be inviting
But some are altogether
Mighty frightening
As we die, both you and I
With my head in my hands
I sit and cry
#BACK to CHORUS
It's all ending
I gotta stop pretending who we are...
You and me
I can see us dying ... are we?
#BACK to CHORUS


Lirik Lagu Hingga Ujung Waktu - S07

Serapuh kelopak sang mawar
Yang di sapa badai berselimutkan gontai
Saat aku menahan sendiri di terpa
Dan luka oleh senja ...
Semegah sang mawar di jaga
Matahari pagi bermahkotakan embun
Saat engkau ada di sini dan pekat
Pun berakhir sudah
Akhirnya aku menemukanmu
Saat ku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung waktu. . .

Setenang hamparan samudra
Dan tuan burung camar
Takkan henti bernyanyi
Saat aku berkhayal denganmu
Dan janjipun terukir sudah

Jika kau menjadi istriku nanti
Pahami aku saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung waktu

Jika kau menjadi istriku nanti
Pahami aku saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung ... Waktu