Aku memang tak tertarik sedikitpun dengan ilmu sains. Aku
lebih tertarik ke dunia bahasa, ilmu yang mempelajari bahasa entah itu berupa
lisan ataupun tulisan, karena bagiku tulisan mempunyai daya tarik sendiri.
Seperti, ilmu bahasa memiliki magnet dengan kutub yang berlawan yang ku miliki.
Setiap kumpulan hurufnya yang berubah menjadi satu kata, dan
kata per kata yang di gabungkan akan menjadi sebuah kalimat yang mengagumkan.
Dan kalimat demi kalimat di kaitkan akan menjadi sebuah paragraph yang
berkesinambungan. Aku suka semua itu.
Meskipun aku tak tertarik dengan ilmu sains, perlu di
ketahui kalau dulu sewaktu aku duduk di bangku kelas 8, aku sangat sangat sangat menyukai pelajaran fisika dan
matematika. Tapi entah apa yang membuat pikiran ku berubah sejak menginjakkan
di bangku sekolah menengah atas, aku mulai tertarik dengan bahasa. Mungkin bagi
orang tuaku terlebih lagi ayahku yaaa, bahasa itu seperti hanya orang yang tak
mau berpikir maka dia memilih jalur bahasa. Ehmmmm, emang agak pedes sih
pendapatnya, tapi bagiku nggak juga sih, karena belajar bahasa pun juga butuh
mikir.
Bahasa mempunyai aura tersendiri, dia lebih ringan, dan
kadang juga sangat berat. Seperti hal nya kalau melihat sebuah lukisan
temporer, bagi orang yang tak tertarik lukisan, dia hanya bisa berpendapat
kalau lukisan temporer itu tak lebih bagus dari coret-coretan anak kecil. Tapi
bagi orang yang tertarik dan sangat menyukai lukisan dia akan berpedapat kalau
lukisan itu sangat indah, maknanya pun juga sangat mengena bagi sang penikmat
lukisan. Begitu pula aku, sangat menikmati bahasa dalam segi apapun.
Bagiku bahasa itu sangatlah penting, karena kita
berkomunikasi menggunakan bahasa bukan? Entah itu bahasa isyarat, lisan, atau
bahasa tubuh. Yak an yak an? Jadi apa salahnya kalau aku lebih tertarik
mempelajari bahasa dari pada sains, dunia yang penuh angka-angka, rumus,
isitilah2 aneh (bagiku) dan sangat sangat perhitungan.
Aku tertarik dengan bahasa baru. Bahasa asing pertama yang
sangat membuatku tertarik adalah bahasa Jepang. Itu gara-gara aku sangat
menyukai kartun doraemon dan detektif conan. Terus juga aku suka dengan salah
satu band Jepang yaitu “Laruku”. Itu awal mula aku mulai tertarik dengan dunia
bahasa. Lanjut lagi bahasa kedua yang aku suka adalah bahasa Perancis, itu
gara-gara salah satu film Indonesia “Eiffel, I’m in love” di film itu ada
beberapa percakapan yang menggunakan bahasa Perancis. Jadi aku mikirnya, kalau
orang bisa ngomong bahasa yang tidak biasa yang sudah digunakan sehari-hari,
itu rasanya kereeen banget. Dan masih banyak lagi bahasa-bahasa asing yang
dengan centilnya menarikku untuk tertarik dengan mereka.
Tapi saying, belajar bahasa kalau tidak digunakan sehari-hari
alias langsung diprakterkin ternyata susah untuk bisa menguasai. Dan itu lah
yang terjadi padaku. Meskipun aku suka, tapi aku jarang mempraktekannya, jadi
yaa gini gini doing penguasaan bahasaku. Tetapi, aku tetap lebih menyukai dunia
BAHASA jika dibandingkan dengan SAINS.
0 komentar:
Posting Komentar