Selasa, 29 Oktober 2013

WISUDA dan perjalanannya

Baru sempet bergulat lagi dengan dunia per-blog-an, setalah berminggu-minggu absen. I really miss it :*

Setelah perjuanganku bertahun-tahun berkutat dengan bangku perkuliahan, paper-paper tugas, mata perkuliahan yang terkadang menyenangkan tapi lebih banyak membosankan, berbagai macam karakter dosen, dan lain sebagainya, akhirnya aku bisa juga menuntaskannya. Hanya dibutuhkan waktu 3 tahun 0 bulan untuk bebas dari kuliah diplomaku. Hebatkan, bisa tepat waktu. Bangga? Tidak sama sekali. hahahaha. Baru bisa bangga kalau aku bisa menghasilkan uang sendiri dari jernih payahku.

Predikat lulus itu ibarat keluar dari beban satu tapi terjun ke pertanggungjawaban yang lebih beraaaaat. Gimana mau bangga (-_-) tapi itulah yang dinamakan dengan dunia kehidupan. Harus siap dalam segala kondisi dan posisi :) ya kan ya kan?

Anyway busway *apasih* tentang wisudaku yang berhasil aku lewati tepat pada tanggal 28 september 2013 lalu berjalan dengan gimana mestinya. Yang seharusnya bisa menjadi hari yang membahagiakan, tapi aku merasa hari yang biasanya. *entahlah apa yang kurasakan*

Ngomong-ngomong tentang gimana usahaku untuk bisa menjadi wisudawati, akan aku ceritakan bagaimana kisahnya. Wait wait wait, aku harus mulai dari mana yaaa, apa aku harus bercerita mulai dari aku kuliah semester 1? Oh NOOOOOO >o< hahahaha, tidak tidak, aku kan bercerita pas di semester terakhirku, SEMESTER 6 :)

Gini nih, sebelum aku menulis laporan yang dinamakan TA, aku harus menjalani proses pemagangan yang lebih dikenal dalam bahasa gaul MAGANG. Sebelum magang, aku harus nyari surat-surat untuk perijinan magang dan itu ribetnya amit-amit jabang baby deh, syusyaaaah sekayi, hahahhaha *lebay?emang iya* Setelah bolak-balik kesana kemari berhari-hari akhirnya dapat juga itu 3 kertas HVS, bukan masalah kertasnya tetapi isinya itu yang penting sekali. Nah, aku menjalani permagangan di sekolah dasar dekat rumahku selama kurang lebih 2 bulan. 2 bulan dengan rutinitas yang monoton, hanya itu itu saja. *membosankan?jangan ditanya lagi*

Lanjuuuuut, setelah selesai magang, tugasku adalah harus mengetik laporan hasil magangku, dengan bantuan dosen pembimbing, beberapa temanku yang baik hati dan pintar dan doa dari kedua orang tuaku, aku berhasil menyelesaikan dalam kurun waktu kurang lebih 3bulan. Dan kalau TA udah selesai harus ada yang namanya sebuah pengujian dari beberapa dosen aka SIDANG. Hari, tanggal, ruang, dan dosen penguji sudah ditentukan, tepat seminggu sebelum sidang, aku terserang sindrom ujian. hahahhahaha :D penyakit lamaku ternyata belum sembuh. Tetapi atas doa saudara-saudara sekalian, aku berhasil melewati sidang itu dengan tenang. Tetapi anehnya setelah dosen membacakan pernyataan kelulusanku, aku merasakan bahwa hal itu biasa saja. *aneeeh*

Setelah itu masih banyak persyaratan yang harus aku cari dan lengkapi, pas puasa-puasa, panas-panas, sendirian pula untuk menjadi seksi sibuk pontang-panting mencari lembaran demi lembaran persyaratan ditambah waktu kepotong dengan libur hari raya Idul Fitri pula, makin mepetlah waktu yang aku punya *cielah bahasanya*, harus berkorban berapa liter kucuran keringat, flasdisk 4GB hilang, dan berapa ratus ribu uang melayang, akhirnya lengkap sudah persyaratan lulus untuk mendapatkan SKL dan persayaratan untuk wisuda :) *senangnya*

Hari H telah tiba, bangun subuh-subuh bener hanya untuk merelakan wajahku dicoret-coret make up, dandan pake kebaya hasil persewaan dari luar kpta, hahahhahaha, tepat jam 6 aku berhasil berubah jadi mbak-mbak yang cuntik *pede banget sih* hanya ditemani mamaku tersayang dan mbaknya mamah, cus lah ke kampus tersayang UNS :) untuk melaksakan resepsi wisuda :) Dan ini dia hasil beberapa jepretan waktu wisuda :D, cekidot :



Introduction of Architecture Class

W For Words: 

Saya percaya sebuah statistik yang menyatakan bahwa hanya 1 dari setiap 1000 orang di dunia yang beruntung bisa hidup bahagia bersama cinta pertamanya. Sisanya harus berakhir di tengah jalan karena 1001 alasan yang tidak akan pernah sama. Bagaimana jika anda mendapatkan satu kesempatan lagi untuk berjumpa dengan cinta pertama anda di waktu dan kondisi yang sudah sangat jauh berbeda? Melodrama Korea yang hak distribusi nya dipegang oleh Lotte Entertainment ini berupaya mempresentasikan kasus langka tersebut sedekat mungkin dengan kenyataan.

Arsitek Seung Min tiba-tiba mendapat kunjungan wanita tak dikenal yang menginginkan dirinya membangun kembali rumah masa kecilnya di Pulau Jeju. Dia adalah Seo Yeon yang ternyata cinta pertama Seung Min di tahun pertama kuliah kelas arsitektur. Awalnya Seung Min menolak sebelum menyanggupi tugas terakhirnya ini sebelum bertolak ke Amerika Serikat. Kenangan indah kembali bangkit dimana kisah cinta lama mereka ternyata belum benar-benar selesai. Mungkinkah kesempatan kedua itu datang?



Sutradara sekaligus penulis skrip Lee Young-ju secara lugas membagi frame ke dalam dua masa yang berbeda dengan rentang waktu 15 tahun. Alur maju mundur itu sedikit banyak membantu penonton untuk bersungguh-sungguh memahami karakter Seung Min dan Seo Yeon sesuai usia mereka. Beberapa tempat yang menjadi lokasi syuting seperti kelas, kantor, rumah keluarga, warung makan juga mampu memberikan nuansa yang dibutuhkan termasuk rumah yang dibangun secara khusus di Kota Namwon, Pulau Jeju. Referensi struktural tahun 90an juga tidak hilang, lihat saja gaya rambut, baju gombrong, pemutar cd, komputer harddisk terbatas dan tentunya radio panggil alias pager

Tokoh Seung Min muda akan membuat banyak penonton pria bersimpati. Siapa yang tidak pernah merasakan ada di posisinya? Deg-degan melihat gadis pujaan lewat, keinginan memegang tangan dan menciumnya, meluangkan waktu bersama, menyatakan perasaan terdalam dsb. Je-hoon menjiwainya dengan naïf dan nervous sekaligus, tipikal lelaki pemalu yang lebih memilih mundur daripada maju dan menelan kekalahan. Tae-woong melanjutkan karakter tersebut ke dalam pria dewasa yang mandiri, rasional dan berkemauan keras. I love the transformation here!



Tokoh Seo Yeon remaja jelas pujaan banyak lelaki. Cantik, lembut, bercita-cita menjadi pianis ternama dan berasal dari kalangan berada. Su Jie menokohkannya dengan ceria dan bersemangat, tipikal gadis yang bisa mendapatkan apa saja. Ga-in melanjutkan karakter tersebut ke dalam wanita dewasa yang tegar, percaya diri dan tahu apa yang diinginkannya. Itulah sebabnya, Seo Yeon selalu tampak selangkah lebih maju di depan Seung Min untuk urusan inisiatif walau tidak sampai dikatakan agresif.



Bukan cuma urusan cinta, Young-ju turut menghadirkan apa yang biasanya ada di film negeri ginseng tersebut yaitu keluarga! Kecintaan Seo Yeon pada ayahnya terlihat dari tekadnya membangun kembali rumah yang telah runtuh serta kunjungan besuknya di rumah sakit. Relasi naik turun Seung Min dan ibunya justru lebih dalam lagi, pertengkaran dan perpisahan yang emosional juga mewarnai kehidupan mereka yang sederhana. Konektivitas sebuah hubungan panjang dilakukan lewat simbolis pintu rusak dan kaos Geuss milik Seung Min remaja serta batu bata tinggi badan dan jejak kaki milik Seo Yeon kecil. Hal-hal sepele yang bermakna dalam apabila diusung secara tepat.

Memori cinta pertama dan patah hati pertama bisa jadi membekas di lubuk terdalam setiap orang. Architecture 101 membangkitkan itu semua secara wajar dan relevan. Berbagai kesalahpahaman yang mengarah pada keputusan yang salah kerapkali berujung pada penyesalan dan rasa penasaran tanpa jawab di kemudian hari. Sad factor kali ini adalah perasaan pilu menyaksikan dua orang yang sebetulnya saling mencintai tapi tidak bisa bersama. Itulah realita pahit bahwa hidup memang tak selalu berakhir bahagia. Eventhough might not the way you want it to be but the ending sticks just perfectly to the statement.






Nah, gara2 habis liat itu film, aku jadi tertarik dengan bentuk rumah yang dibangun. Karena dulu sempet pernah tertarik untuk terjun dibidang arsitek dan tata bangunan gitu, tapi setelah digoyahkan dengan ketertarikan pada psikolog anak2, tetapi malah kesasar ke dalam sastra bahasa inggris (-_-) dunia yang sama sekali tidak aku kuasai. *salahfokus*

Dan bentuk bangunan rumah di film ini bener2 sangat unik dan I like it. I hope, someday I can build home like that. Rumah yang lega, banyak kaca jendela, berlantai 2, ada loteng yang ditumbuhi rumput, berhadapan dengan pemandangan laut, simple but fantastic. And I love it :*

Nah seperti ini gambar bangunan rumahnya, cekidot :D