Senin, 06 Juni 2011

buku harian mengerikan PART 2

Ia meninggalkan aku sendiri di kamarku yang baru. Mungkin itu lebih baik, karena aku saat ini memang membutuhkan kesendirian. Tiba-tiba aku merindukan rumahku yang dulu. Rumah kecil, namun nyaman. Yang penuh dengan perabotan antik yang di beli Ibu dipasar loak. Meskipun sedikit berantakan. Mungkin memang berantakan, namun jauh lebih nyaman. Dan yang paling ku rindukan adalah Ibu, meskipun dia tidak selalu pulang kerumah sebelum jam makan malam, namun dia adalah Ibu yang tahu cara mendengar, ia tahu cara tertawa, ia tahu cara berada disisimu saat kau membutuhkannya, dan ia tahu caranya menghilang saat kau sedang butuh sendirian.

Kau tahu, aku sangat merindukan Ibu saat ini. Hingga merasa seolah bakal terbakar habis saking merindukannya, seakan-akan tak lama aku akan meleleh, hancur berkeping-keping. Tak lama kemudian aku tertidur di kasurku yang baru.

BIP! BIP! BIP!

Sudah pukul 09.30, aku seharusnya sudah siap pergi berbelanja bersama Ayahku dalam setengah jam! Aku melompat dari tempat tidur dan nyaris meremukkan pergelangan kakiku, karena lupa betapa tingginya tempat tidurku. Aku tertatih masuk ke ruang bilas, namun tombol dan saklar canggihnya kelewat banyak sehingga aku tak athu bagaimananya aku menggunakannya. Jadi aku putuskan untuk memilih berendam saja, tapi tetap kelewat canggihnya bahkan aku tak dapat menemukan caranya menutup lubang airnya. Akhirnya aku menyerah dan hanya membasuh ketiakku. Seumur hidup aku tak pernah masuk ke kamar mandi yang membuatku seperti orang tolol.



Sesampai di toko, benar-benar karja keras berbelanja dengan ayah luar biasa kaya yang membelikanku apa saja yang ada di depan mata untuk menebus waktu seumur hidup yang terhilang akibat pengabaian tingkat dunia. Benar-benar kerja keras untuk bersikap seakan-akan aku tidak benar-benar menginginkan satu pun benda yang ia belikan untukku, padahal sebenarnya aku menginginkannya, amat, teramat sangat. Hanya saja, aku tidak menginginkannya karena dialah yang membelikannya, namun aku memang menginginkannya karena aku selalu memimpikan punya computer persis seperti ini dan semua pakaian bagus dan perhiasaan dan sepatu. Benar-benar kerja keras untuk bersikap seakan-akan menerima atau tidak menerima semua benda ini sama saja bagiku.


hhanna ^,^
to be continued :D

0 komentar:

Posting Komentar