Sebuah cerita berawal ketika
tumbuh bersama dalam lingkungan “Sekolah Dasar”. Semuanya berawal dari situ,
semua permusuhan, kebencian, kekaguman, dan mulai tumbuh benih-benih cinta tak bertuan. Apa sih yang ada dipikiran anak SD untuk mengartikan sebuah arti
cinta dan kekaguman. Dua rasa yang menjadi tanda tanya luar biasa.
Memberikan efek yang sangat menakjubkan. Menjadi sebuah alasan untuk terus
bersemangat berangkat ke sekolah. Hanya untuk menikmati setiap sisi pertengkaran dan
perselisihan dengannya. Nyebelin sih. Tapi itulah suatu kebahagiaan aneh
yang dirasa. Yang lambat laun menjadi sebuah kekaguman rahasia. Kekaguman mata-mata. Dan hal yang
paling dibenci yaitu ketika akhir pekan atau bahkan liburan semester. Tak ada
penikmat wajah yang selalu dicari. Hal itu yang paling menyiksa.
Berlanjut ke lingkungan “Sekolah
Menengah Pertama”. Nggak nyangka bisa satu sekolah lagi dengan si musuh
tersayang. Kekaguman pun terus berlanjut hingga akhirnya dari kedua pihaklah yang
saling mengagumi satu sama lain. Tak disangka, musuh yang selama ini menjadi
kesayangan hati bisa menjadi seorang kawan yang sangat amat disayang. Hal yang
paling indah dan membahagiakan adalah semua masalah, duka, suka, ceria dilalui
bersama dengan rasa saling perhatian satu sama lain.
Sampai halnya berlanjut kejenjang
lingkungan “Sekolah Menengah Atas”.
Semua permasalahan yang sesungguhnya bermula. Hal yang menyiksa adalah tidak bisa lagi menjadi penikmat wajah sang kawan hati.
Semua kesalah pahaman, semua ketidak cocokan berawal. Yang akhirnya menjadikan
sebuah jurang yang teramat dalam dan lama kelamaan semakin jauh jaraknya. Sebuah jurang yang tak
tahu siapa yang membuatnya terlebih dulu. Sebuah jurang yang menyiksakan hati. Sebuah jurang yang meninggalkan tanda tanya dan
pengharapan tak berujung. Sebuah jurang yang selalu dinanti kapan akan dibangun sebuah
jembatan yang mengubungkan ke dua tepi. Sebuah jembatan yang menjadi titik awal pertemuan
kembali.
Di sisi lain si hati yang tak
bertuan mulai mencari cari sang tuannya. Sang kawan yang selama ini meninggalkannya
yang hanya meninggalkan tanda tanya tanpa jawaban. Tak ada seorangpun yang bisa
menyamai kedudukan sang kawan hati. Hingga akhirnya sebuah jembatan mulai dibangun lewat
sapaan basi yang menghubungkan kembali sebuah kenangan masa lalu. Jembatan itu beranjak menajdi keabuan,
tidak jelas, sang kawan pun ikutan tidak jelas untuk dicerna dan dipahami. Untuk dijawab.
Untuk dimengerti. Perasaan ini hanya menunggu sebuah jawaban pasti. Putih apakah
hitam warna jembatan itu akan mengubah diri.
Hampir empat tahun
penantian, akhirnya jembatan itu kembali
terang dan memunculkan warna putih terang yang menyenangkan bagi sang hati, seperti
sang kawan yang memunculkan dan menghidupkan kembali sebuah pengharapan.
Pengharapan yang mulai di tata kembali setelah berserakan bagai puzzle yang
sulit untuk digabungkan satu sama lain. Menghidupkan kembali impian-impian
yang telah lama tertidur dari mimpi gelapnya. Memunculkan sebuah janji yang
terasa amat menyenangkan.
Namun, entah apa yang
menghempaskan semua pengharapan dan impian itu menjadi berserakan lagi.
Ternyata sang proposal lah yang mengenyahkan semua itu. Sang proposal gila. Sang proposal yang teramat
sulit untuk di ACC bagi sang hati. Pemikiran bergelut dengan perasaan. Entah
siapa yang akan menang kelak. Hanya waktu yang akan menjawab semua itu. Akankah
pengharapan dan impian akan bisa dibangunkan kembali (lagi)??
0 komentar:
Posting Komentar