Rabu, 21 November 2012

To Be Like You Want

lewat sebuah angan membumbung tinggi di awan, aku menapaki cerita kisah hidupku yang tak terasa sudah 20 tahun, walau tak banyak yang dapat ku ingat atau terlalu menyakitkan untuk diingat, kawan andai kau tetap disini tetap seperti dulu, hal ini tak akan mungkin terjadi tak akan menyulitkan pikiranku tak akan menyesakkan dada dan tak akan membenani hatiku, hidupku kini telah menjelma menjadi takdir berduri yang tak berujung, hari indah pun memudar alami masa kelam, mampukah aku melewati semua yang terjadi hari ini, hari kemarin yang sangat menyita jiwa ragaku

kawan seandainya engkau tau, sangat sulit bagiku menjadikan nyata apa yang kau pinta, kawan andai kau disini dengarkan jeritan hatiku ini, andai kau tau semua kenyataan ini sayang, banyak hal yang kau lupa banyak hal yang kau tak tau banyak hal yang kau tak mengerti, terlalu mahal yang harus aku bayar demi keangkuhanmu bahkan air mata merah semerah darahpun tak sebanding dengan kearogananmu sang kawan hati.

tuhan, apakah kau hadir dalam setiap kehidupanku? kadang pertanyaan ini selalu menggema dalam sanubariku, apakah takdir yang menyesakkan ini akan terus terulang kembali ketika engkau hadir mengunjungi kerinduan hatiku ini, sampai kapan kau akan terus seperti ini, andai ada mesin waktu aku akan kembali ke masa-masa dimana kita selalu bersama, saat kenangan hati memilukan.

sekarang hati ini bermusuhan dengan pikiranku semua naluri bergejolak saling bertabrakan dengan kenyataan di depan mata ini, berseteru berkecamuk dalan nuraniku, akan ada yang memenangkan ataukah menjadi dehidrasi tiada akhir, jiwa dan raga ini tak kuasa menahan penantian sang waktu, haruskah diri ini bertopengkan tirai bergelimang mutiara atau mahkota emas dan berlian, karena aku percaya kasih sayang bukah dilihat dirasa namun kasih sayang itu dimiliki oleh hati, bukan sekedar rasa nafsu dan kecemburuan namun kepedulian yang menghadirkan kasih dan sayang, kepedulian terhadap seseorang yang menjadikan tawanan hati, walau tak setiap saat bersama membuang semua hasrat mengesampingkan kecemburuan melupakan kerisauan demi dia yang kau perhatikan.

kehidupan begitu singkat, sesingkat kau silih berganti pergi dan datang kembali, karena hati ini tak siap menyambut kedatanganmu yang terlalu awal, haruskah aku membuang semua yang aku miliki hanya demi memenuhi keegoisanmu, sanggupkah engkau mengerti apa yang aku alami selama ini, ataukah engkau tak peduli dan berpura tidak tau dan menyangkal semua kenyataan pedihnya luka yang kau tinggalkan sayat demi sayat semakin menyesakkan saat kau kembali dan pergi disaat luka baru yang kau goreskan menembus luka lama diwajah sang hati.

aku ingin tau apa yang akan kau katakan apa yang kau lakukan saat engkau mengerti apa yang kurasa apa yang kualami disini wahai sang kawan hati yang rupawan


0 komentar:

Posting Komentar